VOLUME MOLAR PARSIAL
VOLUME MOLAR PARSIAL
Zat yang terdapat dalarn satu carnpuran disebut komponen
campuran, sedangkan perbandingan jumlah komponen-komponen disebut komposisi
campuran. Komposisi campuran biasanya dinyatakan dengan konsentrasi. Konsentrasi
komponen campuran didasarkan pada massa atau volume. Satuan konsentrasi yang
didasarkan massa yang sering dipakai dalam kimia adalah persen massa (%w),
molalitas (m) dan fraksi mol (x). Sedangkan suatu zat berdasarkan volume adalah
molaritas (c) dan fraksi volume (ɵ).
Volume total sangat bergantung kepada komposisi pelarut dan zat terlarut. Saat terjadi proses pelarutan maka akan tersolvalsi dlam pelarut sehingga molekul zat terlarut akan dikelilingi oleh molekul-nolekul pelarut. Banyaknya molekul pelarut yang mengelilingi zat terlarut bergantung pada jenis zat terlarut dan pelarut yang menyebabkan zat terlarut membutuhkan volume tertentu. Volume molar parsial merupakan kontribusi volum dari satu komponen dalam sampel terhadap volum total. Volume molar parsial komponen suatu campuran dapat berubah-ubah bergantung pada komposisi, dimana lingkungan setiap jenis molekul akan berubah. Jika komposisinya berubah. Perubahan lingkungan molekuler dan perubahan gaya yang bekerja antara molekul yang menghasilkan variasi sifat termodinamika campuran jika komposisinya berubah (Atkins, 1999).
Menurut Mulyani et al. (2012), volume molar parsial didefinisikan sebagai perubahan volume larutan akibat dari perubahan mol komponen tersebut pada suhu, tekanan dan jumlah komponen lain tetap. Secara simbolik volume molar parsial dinyatakan sebagai berikut ini:
Volume molar parsial yang bernilai negatif dari suatu ion menandakan bahwa dengan penambahan ion maka penurunan volume larutan terjadi karena interaksi ion pelarut akan lebih besar dari pada peningkatan volume ion intrinsik. Volume molar parsial yang bernilai negatif dari suatu ion itu menandakan bahwa terjadinya penurunan volume larutan (Murthy, 2020).
Volume molar parsial merupakan turunan tekanan dari energi Gibbs, merupakan parameter yang berguna untuk menginterpretasikan interaksi zat terlarut dan pelarut. Perbandingan volume sistem dengan komponen-komponennya dapat menilai perubahan besar volume sistem karena merupakan sifat aditif. Selain itu, data volumetrik juga dapat diinterpretasikan dalam bentuk interaksi molekuler di dalam sistem. Berbagai proses molekuler dalam larutan seperti elektrostriksi, hidrasi hidrofobik, miselisasi dan tumpang tindih co-sphere selama interaksi zat terlarut-zat terlarut telah ditafsirkan dari data volume molar parsial (Iqbal dan Siddiquah, 2006).
Perhitungan molal parsial dapat dilakukan dengan metode grafik maupun metode analitik titik pada metode grafik nilai J diplot sebagai suatu fungsi komposisi larutan dengan menjaga semua komposisi pada komponen lain tetapi kecuali satu. Jika plot ini linear, kemiringan garis tersebut akan menjadi besaran molal parsial dari komponen itu. Sifat molal parsial dari komponen-komponen tidak bergantung pada konsentrasi titik sedangkan dengan metode analitik, jika eksistensif dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi aljabar dari komposisi tersebut. Komposisi, suhu, tekanan dan berat jenis merupakan besaran intensif yaitu besaran yang nilainya tidak bergantung pada besar kecilnya arus bahan. Sedangkan untuk volume, energi dan kerja merupakan besaran ekstensif yang nilainya mengikuti besar kecilnya bahan yang ditinjau titik di mana nilai dari suatu variabel yang dihitung dari perancangan alat (Rusman, 2018).
Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai alat salah satunya adalah dengan menggunakan piknometer. Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca. Prinsip kerja dari piknometer adalah perbandingan massa contoh tanpa udara pada suhu dan volume tertentu dengan massa air pada suhu dan volume yang sama. Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan volumenya. Analisis densitas menggunakan piknometer dengan prinsip penentuan fluida titik pada piknometer yang telah berisi fluida ditimbang dan selisih dari penimbangan tersebut dibandingkan dengan volume piknometer. Nilai densitas dari larutan katalis asam maupun basa memiliki nilai yang seragam yaitu ±0,8 gr/mL. Densitas konstan tidak mengalami perubahan. Densitas suatu zat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan yang dialami zat tersebut. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dengan Vp adalah volume poknometer (Asidu et al., 2017).DAFTAR PUSTAKA
Asidu, L. O. A. D., M. Hasbi, dan P. Aksar. 2017. “Pemanfaatan Minyak Oli Bekas Sebagai Sumber Bahan Bakar Alternatif dengan Pencampuran Minyak Pirolisis”. Jurnal Mahasiswa Teknik Mesin. Vol. 2 (2) : 1 - 6.
Atkins, 1999. Kimia Fisik. Jakarta : Erlangga.
Hardeli dan Syukri. 2013. Buku Ajar Kesetimbangan Kimia. Padang : Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang.
Iqbal, M. J. dan M. Siddiquah. 2006. "Partial Molar Volume of Mefenamic Acid in Alcohol at Temperatures Between T = 293.15 and T = 313.15 K. Journal of the Brazilian Chemical Society. Vol. 17 (5) : 851 - 858.
Mulyani, S., Liliasari, A. Hinduan dan M. A. Martoprawiro. 2012. Pembekalan Keterampilan Memaknai Bahasa Simbolik Dan Kesadaran Akan Skala (Sense Of Scale) Melalui Inkuiri Pada Perkuliahan Kimia Fisik III. Jurnal Pengajaran MIPA. Vol. 17 (2) : 269 - 277.
Murthy, T. S. 2020. “ Partial Molar Volimes and Thermodynamic Properties of Alkali Metal Halides in 10% Ethanol Water Mixture.” International Journal of Chemistry and Tecnology. Vol. 4 (2) : 109 - 120.
Rusman. 2018. Gas dan Termodinamika. Banda Aceh: Syah Kuala University Press.
Nama : Fitria Melani
NIM : F1C121013
Komentar
Posting Komentar